BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesuburan tanah suatu lahan pertanian berbeda-beda, tergantung dari bahan
organik yang terkandung di dalam setiap lapisan tanah, topografi, tekstur,
struktur, solum dan juga aktifitas mikroorganisme dalam tanah. Kesuburan
tanah ini mempunyai arti yang sangat penting sebab tanah subur adalah tanah
yang mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk dapat menyediakan unsur hara
bagi tanaman dengan jumlah tepat sehingga dapat menghasilkan produksi yang
optimal.
Tanah memang diciptakan untuk terus menerus dikelola, namun karena adanya
pengelolaan tanah yang terus menerus sehingga mengakibatkan tingkat kesuburan
tanah dapat menurun. Menurunnya tingkat kesuburan suatu tanah menyebabkan
berkurangnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tidak semua jenis tanah mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan bagi
perkembangan tanaman. Akibat yang dapat ditimbulkan jika suatu tanah
kekurangan unsur hara adalah tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga
akan dapat menurunkan produksinya.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah di
daerah pertanian adalah penggunaan pupuk secara benar dengan memperhatikan
gejala kekurangan yang ditampakkan oleh tanaman, dampak penggunaan pupuk
terhadap lingkungan dan terhadap keseimbangan ekosistem di sekitarnya, termasuk
cara pembuangan sisa-sisa pemupukan dan penyimpanan pupuk.
Pemberian pupuk P dapat juga menaikkan hasil panen, terutama pada tanah-tanah
yang kekurangan unsur tersebut. Pada umumnya pemberian pupuk majemuk
(NPK) secara langsung tidak banyak berpengaruh terhadap kenaikan
produksi. Demikian pula pemberian pupuk N tidak memberi hasil, sebab
kedelai hidup bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang dapat mengikat
unsur N dari udara secara otomatis. Unsur N yang telah diikat oleh
bakteri ini kemudian dimanfaatkan oleh tanaman kedelai. Walaupun demikian
pemupukan tanah tandus perlu sekali. Kedelai yang ditanam di tanah
tegalan perlu diberi pupuk buatan secara bertahap. Pemupukan dilakukan
sesudah benih kedelai ditanam dan diawali dengan pemberian pupuk N sebanyak
50-100 kg/ha. Sedang pupuk TS, berupa unsur P dan K, yang digunakan
adalah 100-200 kg/ha, dan KCl 50-100 kg/ha. Perbandingan pupuk
Urea:TS/DS:KCl adalah 1:2:1.
Menurut Sys et
al. (1991), tanaman kedelai merupakan tanaman daerah sub tropis yang dapat
beradaptasi baik di daerah tropis, dapat tumbuh baik dengan curah hujan di atas
500 mm/tahun dan suhu optimal adalah 15 – 40o‑C, dengan suhu minimum
adalah 12oC sampai dengan 24oC, dengan curah hujan 350 mm
– 1100 mm pada periode pertumbuhan dan cuaca kerig sangat ideal untuk pemasakan
tanaman kedelai. Pada suhu rendah dengan curah hujan yang tinggi dapat
diperoleh dengan menanam kedelai pada bulan-bulan kering asal kelembapan tanah
masih cukup terjamin. Pada ketinggian lebih dari 750 m dari permukaan
laut pertumbuhan tanaman mulai terhambat dan umur tanaman akan semakin panjang.
B.
Maksud dan
Tujuan
Maksud dan tujuan penuyusunan makalah yang berjudul Pemupukan ini adalah :
1.
Agar mahasiswa bisa menjelaskan peranan pemupukan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.
2.
Agar mahasiswa bisa mengetahui cara memilih jenis
pupuk yang paling tepat untuk setiap jenis tanah yang berbeda.
3.
Agar bisa melatih
mahasiswa untuk bisa menyusun makalah dengan baik dan benar.
4.
Agar mahasiswa bisa mengetahui dan
memahami pengertian pupuk dan pemupukan, unsur – unsur hara pupuk, macam –
macam jenis pupuk dan fungsinya.
5.
Agar mahasiswa bisa mengetahui faktor
– faktor yang berpengaruh dalam pemupukan.
6.
Agar mahasiswa bisa dapat mengerjakan
tugas-tugas teori dan praktek dengan baik dan benar sesuai petunjuk.
7.
Agar mahasiswa dapat memahami dan
bisa menerapkannya di lapangan tentang pemupukan.
C.
Dasar Teori
1.
Apa itu pengertian pupuk dan
pemupukan ?
2.
Sebutkan pengelompokan pupuk
berdasarkan fungsi dan peranannya ?
3.
Sebutkan dan jelaskan unsur – unsur
hara pupuk ?
4.
Sebutkan dan jelaskan macam – macam
jenis pupuk dan fungsinya?
5.
Sebutkan faktor – faktor yang
berpengaruh dalam pemupukan ?
6.
Agar mahasiswa bisa dapat mengetahui
pengertian dan perbedaan pupuk organik dan pupuk anorganik ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ada
tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya yaitu: (1) Tanah;
(2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan menunjang untuk
menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.
A.
Tanah
Tanah mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung kehidupantanaman, tanah
memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran.
2.
Menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (
reservoar ) air.
3.
Menyediakan udara untuk respirasi akar.
4.
Sebagai tempat bertumpunya tanaman.
Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang subur
adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok,dalam jumlah
yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.
Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan
biologi yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:
1. Struktur Tanah
Struktur tanah
memang ada bermacam – macam. Akan
tetapi yang dikehendaki ialah struktur tanah yang remah.
Keuntungan struktur tanah demikianialah udara dan air tanah berjalan lancar,
temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad
renik tanah yang memegang peranan pentingdalam
proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki strutur
tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau ).
Salah satu contoh tanah yang
berstruktur jelek adalah tanah liat. Tanah initersusun atas partikel-partikel
yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkandengan tanah pasir. Partikel
tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali partikel tanah pasir. Kehalusannya membuat tanah liat cenderung
menggumpal,terlebih pada musim hujan, dan amat rakus menghisap air.
Jeleknya lagi, tanah liatakan menahan air
dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara pun berputar
cukup lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan menggumpalseperti batu dan
sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kalidijumpai tanah
liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata.
Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannyaakan
menderita karena akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.
Ada pula tanah yang struktur terlalu
porous, seperti tanah pasir. Pada tanah tersebut tanaman jaga tidak akan tumbuh
subur. Pasalnya, sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembes air yang
mengankut zat-zat makanan hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-zat makanan yang dibutuhkantanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.
Lalu, mengapa
tanaman yang ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liatmasih saja tumbuh
kerempeng seperti kurang makan? Kasus serupa ini memang paling
banyak terjadi dan sering dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan
kesuburan tanah yang meliputi: kandungan hara, derajat keasaman (pH),
pengolahan tanah, dan segi perawatan lain.
2. pH Tanah.
Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:
a.
Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap
oleh tanaman. Umumnya unsur hara yang
diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pHtersebut sebagian besar
unsur hara mudah larut dalam air.
b.
Derajat
keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan
unsur aluminiun yang selain bersifat racun
juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada
tanah masam unsur-unsur mikro menjadimudah larut sehingga ditemukan unsur
mikro, seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya
juga menjadi racun bagi tanaman. Padatanah alkali, ditemukan juga unsur
yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium(Na) dan molibdenum (Mo).
c.
Derajat keasaman atau pH tanah sangat menpengaruhi
perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 bakteri dan jamur
pengurai bahan oeganik dapat berkembang dengan baik.
Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman
adalah mendekati netral (6,5 – 7). Namun, kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki
kesesuaian pH yang berbeda-beda seperti yang tertera.
Tindakan pemupukan
tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batasoptimum. Pupuk yang
telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting
diketaui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa
mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah yang sangat rendah dapat ditingkatkan dengan
menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat
diturunkan dengan penambahan sulfur. Sebelum pengapuran, pH tanah harus
diketahui terlebih dahulu. Nilai pH yang
didapat akan menentukan jumlahkapur yang harus ditebarkan.
B.
Pupuk dan Cara
Pemupukan
1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan
a. Pupuk
Pupuk adalah sumber material yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun non-organik.
Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk
mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen seperti
hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolism. Meskipun demikian, ke
dalam pupuk, khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan sejumlah material seplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan
kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat
makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi
tumbuhan.
b. Pemupukan
Pemupukan adalah ialah pemberian
bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk
diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar
tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama
daun.
Pemberian bahan yang dimaksudkan
untuk memperbaiki suasana tanah, baik fisik, kimia atau biologis disebut
pembenahan tanah (amandement) yang berarti perbaikan (reparation) atau
penggantian (restitution).
2. Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongan menjadi dua, yakni
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari
sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.Contohnya adalah pupuk
kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasaldari sisa-sisa tanaman, dan pupuk
kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai
komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlahtiap jenis unsur hara
tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahanorganik ini termasuk
tinggi.
Pupuk anorganik
atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara
meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentasekandungan hara yang
tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan KCl. Jenis
pupuk buatan sangat banyak.
Menurut jenis dan jumlah unsur hara makro yang
dikandungnya dapatdibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara makro yang dikandungnya
hanya satu macam. Biasanya berupa unsur
hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenisunsur hara
makro. Penggunaan pupuk majemuk ini lebih praktis, karena hanyadengan satu kali
penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih
mahal. Contoh pupuk majemuk antara laindiammonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta pupuk NPK
Mutiara yang mengandung unsur nitrogen, phosphor, dan kalium.
Menurut cara
aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua, yakni pupuk
daun dan pupuk akar . Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan
padadaun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Nutrigro-Plus,
Greenzit, Atonik, Seprint, Bayfolan, Plant Catalist dan Grow More. Pupuk
akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. contoh pupuk
akar adalah urea, SP-36, dan KCl.
Menurut cara melepaskan unsur hara,
pupuk akar dibedakan menjadi dua, yakni
pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast
release ditebarkan ke tanah, dalam waktu singkat, unsur hara
yang dikandungnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah
terlalu cepat habis, bukan hanya diserap oleh tanaman tetapi juga
menguap dan tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA, dan KCl.
Pupuk slow release atau sering
disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya
sedikit demi sedikit
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yangdirasakan dari
satu kali aplikasi lebih lama dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi
secara kimiawi dan mekanis. Perlindungan secaramekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaputyang mirip
dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polymer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara
kimiawi dilakukan dengan caramencampur bahan pupuk menggunakan zat
kimia, sehingga bahan pupuk tersebut lepas
secara terkendali. Contohnya, Methylin Urea, Urea Formaldehide, dan Isobutylidenr
Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanyadigunakan
untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.
3. Jenis-jenis pupu
a. Pupuk Sumber
Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat
menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) atau
ammonium (NH4+) yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen
dalam bentuk mitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Ammonium juga akan
diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan
padi. Tembakau tidak dapat menoleransi jumlah ammonium yang tinggi.
Untuk menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan
kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk
berbentuk ammonium(NH4+), karena pada tanah yang
tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi
gas N2. Umumnya pupuk
dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya
perlu lebih hati-hati. Beberapa contoh pupuk yang mengandung N disajikan
pada Tabel VI-1.
Tabel VI.1. Kandungan Nitrogen pada beberapa jenis
pupuk
(NH4+),
karena pada tanahnya
|
%N total (Nitrogen)
|
% NH4+
(Ammonium)
|
% NO3-
(Nitrat)
|
% Unsur lain
|
Amonium
|
33,5
|
16,7
|
16,7
|
|
Nitrat
|
21
|
21
|
0
|
S=24%
|
Amonium
|
15,5
|
0
|
15,5
|
Ca=19%
|
Sulfat
|
45
|
45
|
0
|
|
Kalsium
|
||||
Nitrat
|
||||
Urea
|
1) Ammonium Nitrat (NH4 NO3)
Kandungan
nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Pupuk
ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akar atau langsung
kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya
harus lebih sering. Ammonium nitrat bersifat
higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
2) Ammonium Sulfat (NH4)2SO4
Pupuk ini
dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen(N) dan 26%
sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar.
Bereaksi masam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah.
Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan
dipakai di daerah panas.
3) Kalsium Nitrat (Ca(NO3)2)
Pupuk ini
berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalamair, dan sebagai
sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. sifat lainnya adalah
bereaksi basa dan higroskopis.
b. Pupuk Sumber
Phosphor
1) SP-36
Mengandung 36% phosphor dalam bentuk
P2O5. Pupuk ini
terbuat dari phosphat alam dan sulfat. Berbentuk
butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya
agak
sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai
pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis,
dantidak bersifat membakar.
2) Ammonium Phosphat
Ammonium phosphat (AMP) memiliki analisis 11.
52. 0. Diammonium phosphat (DAP) memiliki
analisis 16. 48. 0 atau 18. 46. 0. Pupuk ini umumnya digunakan untuk meransang
pertumbuhan awal tanaman ( starter fertilizer). Bentuknya
berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan
mudah larut di dalam air. Sifatnya adalah tidak
higrokopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks
garamnya rendah.
c. Pupuk Sumber
Kalium
1) Kalium Khlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O dan khlor,
bereaksi agak masam, dan bersifat higroskopis. Namun demikian, Khlor
bisa berpengaruh negatif pada tanaman yangtidak membutuhkannya, misalnya
kentang, wortel, dan tembakau.
2) Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama
ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih
yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. dapat digunakan
untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl, seperti tembakau, disarankan untuk menggunakan pupuk ini.
3) Kalium Nitrat (KNO3)
Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang
netral.
d. Pupuk Sumber
Unsur Hara Makro Sekunder
1) Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna
kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. dolomit adalah
sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya
agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran.
Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
2) Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH
tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan
butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut di
dalam air.
3) Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30%
K2O, 12% S, dan12% MgO. Sifatnya agak sukar larut di dalam air. Selain untuk
memperbaikidefisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah masam.
4) Kapur Gipsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih.
Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam satu kali aplikasi.
Jika terkena air, gypsum yang
ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk
menetralisir tanah yangterganggu
karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi
gypsum tidak dapat mengubah pH tanah yang terlalu besar.
5) Bubuk Belerang ( Element Sulfur )
Umumnya, sulfur disuplai dalam
bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat
tersebut tidak banyak berpengaruh dalam penurunan pH tanah. selain
terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang
terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%. Namun, bubuk ini tidak lazim
digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak
digunakan untuk menurunkan pH tanah. penggunaannya tidak boleh melebihi 25
gram/m2, karena bubuk sulfur dapat dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun
tanaman (burning effect).
e. Pupuk Sumber
Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah
mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan
bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah mulai
memerlukan tambahan Zn dari pupuk.Hasil analisis
tanah pada 10 propinsi di Indonesia menunjukkan, bahwa pada tanah yang mendapat
program pengapuran terjadi
kekurangan unsur Cu dan Zn. Penambahan pupuk Cu dan Zn ternyata meningkatkan
hasil panen yang sangat berarti. Pada padi sawah, hasil panen meningkat 17,5%, padi
gogo menunjukkan peningkatan sebesar 15%, dan pada kedelai meningkat
sampai 24%.
Pupuk sebagai sumber unsur hara
mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk
garam anorganik dan bentuk organik sintetis. Kedua bentuk ini bersifat mudah
larut di dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya
bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra
borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakn
sodium dan ammonium molibdat.
f. Pupuk
Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas.
Berbagai merek, kualitas, dan analisis telah tersedia di pasaran. Kendati
harganya relatif lebihmahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan
haranya lebih lengkap. Efisiensi pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk majemuk
juga lebih tinggidaripada aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan
dengan cara dicampur.
Pupuk majemuk
berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam dan tidak terlalu
higrsokopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal.
Hampir semua pupuk majemuk bereaksi masam, kecuali yang telahmendapatkan
perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak. meskipun
demikain perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK
15.15.15 dan NPK 16. 16. 16. Berikut ini gambaran fungsi beberapa jenis
analisis pupuk majemuk.
Variasi analaisis pupuk seperti 15. 15. 15, 16. 16. 16,
dan 20. 20. 20 menunjukkan ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan
variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat
perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal penanaman; dan sebagai pupuk
susulan saattanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga dan
berbuah.
Dalam memilih
pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa
faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara
mikro, kualitas pupuk, dan harga per kilogramnya.
g. Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang dikenal
dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun.
Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan
air dari tanaman sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun. Saat
suhu udara terlalu panas, stomata akan tertutup sehingga tanaman tidak
akanmengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka
sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk ke dalam jaringan daun. Dengan
sendirinya, unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam
jaringan daun.
Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik
dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk
daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur hara mikro.
Pemilihan analisisyang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yang sama dengan analisis
pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor
sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor
utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi
perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk daun
berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya
dianggap baik jika mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut
didalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya, tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Keuntungan menggunakan pupuk daun
antara lain respon terhadap tanaman sangat
cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan
kerusakan sedikit pun pada tanaman pada tanaman, dengan catatan aplikasinya
dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk.
Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun
yang harus dilarutkan ke dalam satuanvolume air. Contohnya, pada kemasan pupuk
daun tertera angka 2 gram per liter air, artinya pupuk sebanyak 2 gram
harus dilarutkan ke dalam 1 liter air. Supaya lebih
praktis, saat di lapangan, ukuran bobot pupuk daun dapat diubah ke dalamsatuan yang lebih gampang digunakan, misalnya
sendok makan. Penentuan besarnya
volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka
konsentrasi ini selalu dicantumkan pada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk daun yang digunakan melebihi
konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau
pada sore hari karena bertepatan dengan saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca
termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan
sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektivitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprot pupuk daun padasaat suhu
udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai kedaun cepat
meningkat sehingga daun dapat terbakar. Beberapa contoh pupuk daun yang
banyak beredar di pasaran sebagai berikut.
1)
Bayfolan 11.8.6 dilengkapi dangan Fe, Mg, Cu, Zn, dan
Mo.
2)
Complesal 12.4.6 dilengkapi dangan Fe, S, Mn, Mg, B,
Cu, Zn.
3)
Gandasil daun 14.12.14 dilengkapi dangan Mn, Mg, B,
Cu, Zn.
4)
Gandasil bunga 6.20.30 dilengkapi dangan Mn, Mg, B,
Cu, Zn.
5)
Grow More
6)
Hypnex 10.40.15.
h. Pupuk
Organik
Kandungan bahan organik di dalam
tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai di bawah 2%. Selain
penambahan pupuk organik, bahan organik di dalam tanah dapat dipertahankan
melalui cara-cara sebagai berikut :
1)
Terapkan rotasi dengan menyertakan jenis kacang-
kacangan dalam pergiliran tanaman.
2)
Sedapat
mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.
3)
Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik
tanah.
4)
Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan kelapa sawit
dan karet.
5)
Minimalisasi
pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk
organik jauh lebih kecil daripada yang terdapat di dalam pupuk buatan.
Cara aplikasinya juga lebih sulit karena
pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk
kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang
pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan
oleh pupuk buatan.
Berikut ini
beberapa manfaat pupuk organik :
1)
Meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil, pupuk
organik mampu Mantegna unsur hara makro dan mikro.
2)
Memperbaikan
granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas
aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkankemampuan tanah dalam
menyerap air.
3) Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan
kapasitastukar kation.
4)
Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah.
5) Pada tanah masam, penambahan pupuk organik dapat membantu
meningkatkan pH tanah.
6)
Penggunaan
pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
Adapun Jenis-jenis pupuk organik
yang banyak dikenal adalah sebagai berikut :
1)
Kompos
Kompos adalah hasil pembusukan
sisa-saia tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya
perbandingan antara nisbah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/Nrasio tinggi, berarti
bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N
rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lamadibandingkan dengan bahan
ber-C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika
memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung,
dan serbuk gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Daun segar
memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan
C/N rasio hingga menjadi 12-15. Tahapan proses pembuatan kompos sebagai berikut
:
a)
Karbohidrat,
protein, dan lilin (bahan C/N rasio tinggi) diurai menjadi senyawa sederhana,
seperti NH3, CO2, H2,dan H2O. Pada
tahap ini, mikroorganisme pengurai menyerap
unsur hara dari lingkungan sekitarnya untuk pertumbuhannya.
b) Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai
akan mati. Konsekuensinya, unsur hara penyusun tubuh mikroorganisme akan dilepaskan.
Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah karena
banyak karbon yang berubah menjadi CO2dan
menguap ke udara. Namun, bertolak belakang dengan karbon,
kandungan nitrogennya justru melimpah.
c)
Jika C/N rasio telah mencapai angka 12-20 berarti
unsur hara yang terikat pada humus telah dilepaskan melalui proses
mineralisasi sehingga dapatdigunakan oleh tanaman.
Penjelasan proses di atas dapat menjawab pertanyaan
mengapa tanaman justru tampak seperti kekurangan unsur hara setelah
diberi kompos yang belum terurai
sempurna. Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing
dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu,
disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.
Contohnya seperti yang dilakukan oleh petani strawberi, petani
semangka, dan petani sayuran yang menggunakan jerami padi atau serbuk
gergaji yang belum terurai sempurna menjadi mulsa.
Kandungan unsur hara di dalam kompos sagat bervariasi. Tergantung
dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan
unsur hara kompos mempunyai kisaran sebagai berikut :
a)
Nitrogen 0,1 - 0,6 %.
b)
Phosphor 0,1 - 0,4 %.
c)
Kalium 0,8 - 1,5 %.
d)
Kalsium 0,8 - 1,5 %.
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman,
agak lembab, gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Produsen kompos yang baik akan mencantumkan besarnya
kandungan unsur hara pada kemasan. Meskipun demikian, dosis pemakaian pupuk
organik tidak seketat pada pupuk buatan karena kelebihan dosis pupuk
organik tidak akan merusak tanaman. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos
lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk
menyediakan unsur hara
2)
Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk
organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat
tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk
kandang. Tabel VI.2. di bawah inimenunjukkan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar daripada
jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur
dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih
tinggi daripada kotoran padat.
Tabel VI.2. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk
kandang
Jenis ternak
|
N (%)
|
P2O5 (%)
|
K2O (%)
|
Ayam
|
1,7
|
1,9
|
1,5
|
Sapi
|
0,3
|
0,2
|
0,3
|
Kuda
|
0,4
|
0,2
|
0,3
|
domba
|
0,6
|
0,3
|
0,2
|
Seperti kompos, sebelum
digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian,
kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi
sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan
proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang banyak mengandung jerami
antara lain pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau babi.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas
dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses
penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk
kandang dari kuda, kambing, domba dan ayam. Pada pupuk dingin terjadi
sebaliknya, C/N rasio yangtinggi menyebabkan
pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas,
misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.
Pupuk kandang yang berasal dari sapi dan babi banyak
mengandung mikroorganisme pengurai yang bermanfaat untuk meningkatkan jenis
dan populasi mikroorganisme tanah. Ciri-ciri pupuk kandang yang
baik dapat dilihatsecara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna
cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat.
Ciri kimiawinya adalahC/n rasio kecil (bahan
pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.
Cara Aplikasi dan Penghitungan Penggunaan Pupuk.
Efektifitas pemupukan dipengaruhi
oleh pemilihan jenis pupuk, pemakaian dosis yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman, dan cara penempatan pupuk. Pengaturan cara penempatan
pupuk memiliki tujuan sebagai berikut :
1)
Tanaman dapat memanfaatkan semaksimal mengkin unsur
hara dari pupuk melalui minimalisasi terjadinya pencucian dan penguapan.
2)
Cara
aplikasi yang dipilih harus aman bagi tanaman dan biji yang ditanam.
3)
Cara
aplikasi yang tepat menjadikan jumlah yang ditebar sesuai dengan dosisyang
diinginkan (akurat).
4)
Pilih cara aplikasi yang paling efisien dalam
memanfaatkan sumber daya tenaga kerja, waktu, alat, dan bahan.
4. Faktor Penentu
Dalam memilih cara aplikasi atau
penempatan pupuk, pertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Tanaman yang
akan dipupuk
Jenis tanaman yang akan dipupuk harus diketahui
mengenai :
1)
Nilai ekonomis tanaman dan luas
areal. Tanaman dengan nilai ekonomis yang tinggi atau memiliki skala penanaman
yang sangat luasdapat mempertimbangkan cara penempatan pupuk dengan alat
mekanis atau fertigasi (pupuk dilarutkan kedalam air dan disiramkan pada tanaman melalui
irigasi). Cara ini memiliki akurasi yang cukup tinggi.
2)
Umur tanaman. Untuk tanaman yang ditanam dari biji,
puuk tertentu dapat ditempatkan bersamaan pada saat penanaman biji. Tanaman
didalam wadah persemaian dapat dipupuk dengan cara
menyemprotkan pupuk daun. Pupuk untuk tanaman di lapangan yang masih kecil
dapatdiberikan dengan cara menugal. Pada tanaman yang sudah besar,
pupuk dapat diberikan dengan cara larikan.
3)
Tipe perakaran. Tanaman memiliki dua jenis perakaran,
yakni akar tunggang dan akar serabut. Untuk yang berakar tunggang, tempatkan pupuk di bawah biji agar dapat digunakan
langsung oleh tanaman. Pupuk untuk tanaman yang berakar serabut dapat
diberikan dengan cara ditebar. Dalam penempatan pupuk, pertimbangkan juga
jenis perakaran yang luas atau terbatas. Jika perakaran tanaman terbatas, tempatkan
pupuk lebih dekat dengan tanaman.jarak tanan dan karakter tajuk.
4)
Tanaman dalam barisan yang rapat, seperti jagung dan
kacang tanah, dapat dipupuk dengan cara larikan pada satu sisi atau kedua sisi
dari baris tanam. Tanaman yang di tanam berjauhan seperti pada perkebunan mangga atau
kelapa sawit dapat dipupuk dengan cara membuat lingkaran di sekeliling pohon.
Pada tanaman penutup tanah ( ground cover), seperti rumput dan tanaman
hias yang bertajuk lebar, berikan pupuk daun atau pupuk yang bersifat slow
release. Meskipun demikian, pupuk fast release juga bisa digunakan asalkan
segera diikuti dengan penyiraman, agar pupuk tidak membakar daun.
b. Jenis Pupuk
yang Digunakan
Mengenal jenis pupuk yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)
Mobilitas unsur hara di dalam tanah. phosphor (P)
hampir tidak bersifat mobil (mudah berpindah). Akibatnya, pupuk P tetap berada
di tempat semula selama musim tanam sehingga harus diberikan sekaligus dan
harus diberikan dekat dengan area perakaran. Caranya, buat tugalan
atau larikan di samping benih atau bibit. Jika cara penebaran yang
digunakan, pemanfaatan pupuk P pada tanah cenderung tidak efektif.
2)
Pupuk kalium dan nitrogen
cenderung mudah bergerak (mobil) dari tempat asal penebarannya. Pola
pergerakannya vertikal ke bawah bersama-sama air. Tidak disarankan memberikan pupuk nitrogen secara sekaligus
karena kemungkinan terjadinya penguapan dan
pencucian sangat besar. Karena sifatnya yang mobil (mudah bergerak), pupuk
kalium dan nitrogen dapatditebar di atas permukaan tanah atau di dalam
larikan.
3) Perhatikan juga sifat pupuk yang lain. Misalnya, pupuk
dengan indeks garam yang tinggi tidak dapat ditempatkan terlalu dekat dengan akar
atau benih karena dapat merusak tanaman. Pupuk dengan butiran yang sangat halus
seperti kapur umumnya ditebar di atas permukaan tanah. jika
inginmenggunakan peralatan mekanis untuk penebaran pupuk, perhatikan ukuran
butiran dan kekerasan butiran pupuk.
c. Dosis
Pupuk
Tidak disarankan menempatkan pupuk
dengan dosis sangat tinggi dalam larikan
atau di dalam tugalan karena dapat merusak tanaman. Pupuk tersebut
sebaiknya ditebar agar terjadi penumpukan di satu tempat. Untuk tanaman didalam
pot, meskipun dosis yang diberikan relatif kecil (hanya 1-2 sendok), penebaran
adalah cara yang paling aman mengingat jumlah medianya sangat terbatas.
5. Faktor Lain
Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan cara penempatan pupuk adalah iklim, jenis tanah, dan
ketersediaan air.
6. Cara Aplikasi Pupuk
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil di samping barisan tanaman
sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup
kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi
baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon
dengan jari-jari 0,5-1 kali jari- jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah
menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam
karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang, misalnya akar tumbuh
lebih pesat pada sisi yang diberi
pupuk. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisiyang belum
mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya, cara ini dilakukan
untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan
perakaran yang terbatas, disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran
Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan
sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, dilanjutkan
dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik.
Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat meratasehingga perkembangan
akar pun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea
karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang
tanam pada saat penanaman benihatau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki
indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim
menggunakan pupuk jenis SP-36, pupuk organik, atau pupuk slow
release .
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam
lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat
tugal. Kemudian, setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan
tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan di samping kiri dan
samping kanan baris tanaman atau disekeliling
pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan ke
dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini
dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan system sprinkle. Cara ini telah
banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI),
lapangan golf, atau nursery tanaman yang
bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar
dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif, pemupukan
sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara di atas dapat
dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
7. Penghitungan Penggunaan Pupuk
Agar dosis yang ditebarkan sesuai
dengan yang diinginkan, sebelum melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan. Berikut
ini beberapacontoh penghitungan sederhana sebelum melaksanakan pemupukan. Prinsip dasar dari contoh-contoh
di bawah ini dapat digunakan untuk kasus-kasus lain yang ditemui di lapangan.
a. Hasil analisis tanah
merekomendasikan untuk melakukan pemupukan dengan 200 gram N, 100 gram P2O5,
dan 200 gram K2O per tanaman. Pupuk yang tersedia adalah urea (45% N),
SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Berdasarkan rekomendasi pemupukan, bobot
setiap pupuk yang diperlukanuntuk memenuhi rekomendasi di atas adalah :
1)
Urea yang diperlukan :100/45 x 200 g = 444 g.
2)
SP-36 yang diperlukan :100/36 x
100 g = 278 g.
3)
Kcl yang diperlukan : 100/60 x
200 g = 333 g.
b.
Di
dalam buku Pedoman Bercocok Tanam dianjurkan untuk menggunakanurea (45% N)
sebanyak 100 gram. Adapun pupuk N yang tersedia adalah ZA(26%
N). Berdasarkan data-data tersebut, pupuk yang digunakan adalah45/100 x 100 g
urea = 45 gram N sehingga pupuk ZA yang diperlukan untuk memasok 45 gram N
adalah 100/26 x 45 = 173 gram.
c. Penyuluh pertanian menyarankan untuk menggunakan 1 kg
pupuk NPK 15.15.15 per pohon, tetapi harga pupuk NPK sangat mahal. Pupuk
yangtersedia urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Menurut data-data diatas, dosis Urea, SP-36, dan KCL yang diperlukan untuk
menggantikan 1 kg pupuk NPK 15.15.15 adalah :
1)
15/100 x 1.000 g = 150 g N
2)
15/100 x 1.000 g = 150 g P2O5
3)
15/100
x 1.000 g = 150 g K2O
Jadi urea diperlukan sebanyak 100/45 x 150 = 333 gram;
SP-36 sebanyak 100/36 x 150 = 471 gram; dan KCl sebanyak 100/60 x 150 =
250 gram.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan tentang makalah pemupukan sebagaimana tersebut
diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pupuk dan pemupukan merupakan
hal prinsip yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman berdasarkan
jenis dan fungsinya masing-masing.
Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan dosis atau takaran sesuai
dengan petunjuk yang ada.
Penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik dapat meningkatkan
pertumbuhan, produktivitas tanaman dan keuntungan secara ekonomis.
B. SARAN
Pupuk organik dan pupuk anorganik sangat berperan penting terhadap
pertumbuhan, peningkatan produktivitas tanaman serta keuntungan sehingga perlu
diperhatikan lagi agar betul - betul dipergunkan, mengingat manfaatnya yang
bernilai positif.
Perlunya penyuluhan lebih mendalam terkait penggunaan pupuk organik dan
pupuk anorganik bagi petani sehingga tercipta kesadaran petani akan penggunaan
pupuk organik dan pupuk anorganik pada lahannya.
Perlunya tindak lanjut oleh Pemerintah Daerah , dalam hal ini Dinas
Pertanian, Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota terkait dengan aplikasi
pupuk organik dan pupuk anorganik bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anonim. 2010. Proses Pembuatan Pupuk Urea. Online (www.pusri.co.id). Diakses
pada tanggal 13-oktober 2010.
2.
Diktat Tanah dan Pemupukan oleh Dr. Rajiman, SP.MP
Tahun 2012 pada Sekolah Tinggi
3.
Penyuluhan dan Pertanian di Yogyakarta. www.pemupukan.com
4.
Dian k. Wardhany, fitry ayunintiyas. 2008.
Pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea
dengan
5.
Menggunakan
proses gabungan nitrifikasi dinitrifikasi dan microalgae.
Online (www.cheundip.com).
Diakses pada tanggal 13-oktober 2010.
6.
Ea kosman anwar dan husein suganda. 2002. Pupuk limbah industry. Online (www.bloger.kebumen.info.com).
7.
Sumarnianti usman. 2008. Verifikasi metode pengujian NH3
pada sampel udara ambient. Makassar : SMAK
Yogyakarta, 06 november 2012
Penulis
ARIFSON YONDANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar