Jenis-Jenis Tanaman
Pangan di Indonesia
Oleh: Arifson Yondang
A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara
agraris. Di Indonesia, tumbuh berbagai jenis tanaman pangan. Walaupun saat ini
banyak sekali tanaman pangan yang diekspor, tetapi dulunya Indonesia pernah
dikenal sebagai negara swasembada pangan. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengkonsumsi
nasi sebagai makanan pokoknya. Oleh karena itu, sebagian besar tanaman pangan
yang ditanam di Indonesia adalah padi. Daerah lumbung padi di Indonesia
sebagian besar adalah di pulau Jawa, Bali dan Sumatra. Walaupun sebagian besar
beras diekspor dari negara lain, tetapi ketiga pulau inilah yang menyumbang
konsumsi beras nasional. Selain padi, makanan pokok lainnya adalah sagu,
singkong, jagung serta ubi.
Tanaman pangan yang sering
ditemui sehari-hari dan ditanam di pekarangan rumah adalah sayur-sayuran dan
buah-buahan, yang dapat diolah menjadi masakan. Ada juga beberapa tanaman dapat
langsung dimakan tanpa harus dimasak. Di Jawa Barat, sebagian besar
masyarakatnya biasa memakan sayuran mentah yang dijadikan lalapan dan sebagian
besar dari sayuran tersebut diambil dari kebun mereka sendiri. Jenis tanaman
pangan lainnya adalah tanaman yang dapat diolah menjadi makanan lain atau jenis
holtikultura. Salah
satu contoh jenis tanaman ini adalah kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi
tempe, tahu, susu dan makanan lainnya. Tanaman holtikultura juga merupakan
bagian dari pertanian yang memiliki peranan penting bagi dunia industri di
Indonesia.
Ketika kita ingin mengenali
tanaman pangan yang bukan asli berasal dari Indonesia namun sudah menjadi umum
di Indonesia, maka diperlukan data mengenai pangan tersebut pada masa sekarang.
Dalam hal ini, perlu diketahui jenis tanaman pangan apa saja yang saat ini
sangat umum di Indonesia dan dibudidayakan. Oleh karena itulah untuk menyatukan
pandangan mengenai pangan yang umum di Indonesia, penulis menggunakan sumber
yang berasal dari kementerian. Diharapkan dengan menggunakan data dari
kementerian pertanian, dapat menggeneralisasi pandangan mengenai pangan yang
umum ada di Indonesia.
Berdasarkan data kementrian
pertanian republik indonesia, hampir di seluruh kepulauan Indonesia terdapat
persebaran hasil pertanian dan perkebunan. Persebaran tersebut dibagi-bagi
berdasarkan hasil tanaman yang ada pada daerah tersebut.
B. TUJUAN
1.
Dapat mengenal
dan mengetahui jenis-jenis tanaman pangan di indonesia.
2.
Sebagai
bahan belajar bagi mahasiswa.
3.
Sebagai
bahan acuan bagi petani
C. PENGERTIAN TANAMAN PANGAN
Pengertian tanaman pangan adalah
segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein
D. JENIS-JENIS TANAMAN PANGAN DAN
PENYEBARANNYA
1.
Padi
(beras), Daerah penghasil padi (beras) antara lain Aceh, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
dan Nusa Tenggara Barat.
2. Jagung,
Daerah penghasil jagung antara lain Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang, Jepara,
dan Rembang); Jawa Timur (Besuki, Madura); serta Sulawesi (Minahasa dan
sekitar danau Tempe).
3. Ubi
kayu (singkong, Daerah penghasil singkong adalah Sumatera Selatan,
Lampung, Madura, Jawa Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).
4.
Kedelai,
Daerah penghasil kedelai adalah Jawa Tengah (Kedu, Surakarta, Pekalongan,
Tegal, Jepara, Rembang), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Jember).
5.
Kacang
tanah, Daerah penghasil kacang tanah ialah Sumatera Timur, Sumatera Barat, Jawa
Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati), Jawa Barat (Cirebon, Priangan),
Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok).
6. Kacang
Hijau, daerah penghasil gandum adalah Jawa Timur, jawa tengah, Nanggroe Aceh
Darussalam, sumatera barat, sulawesi utara, sulawesi selatan, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara barat.
7.
Sagu,
daerah penghasil kacang tanah adalah Maluku, Irian
Jaya, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
E. Tanaman
pangan
1. Padi
Padi
(bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman
budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga
(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Tanaman padi diduga
berasal dari India atau Indocina. Fosil butir padi pernah ditemukan di
Hastinapur Uttar Pradesh, India, sekitar 100–800 tahun sebelum masehi (SM).
Tanaman kuno iu dibawa ke Indonesia oleh nenek moyang yang bermigrasi dari
daratan Asia sekitar 1.500 tahun SM. Namun, ada pula sumber yang mengatakan
tanaman ini berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.
Catatan sejarah menunjukkan penanaman padi telah dimulai pada 3.000 tahun SM di
Zhejiang, Cina. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Burma,
Thailand, Laos, dan Vietnam. Berdasarkan keanekaragaman budidayanya, padi
dibedakan menjadi beberapa jenis. Padi Gogo, Padi Rawa, Padi Pera, Ketan, dan
Padi Wangi.
2. Jagung
Berdasarkan
temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal
jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah
dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke
Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Bagaimana jagung bisa
sampai ke Nusantara? Banyak yang berpendapat bahwa jagung baru diperkenalkan
oleh Bangsa Portugis ke Nusantara. Orang Belanda menamainya mays, sedangkan
orang Inggris menyebutnya corn. Tapi apakah benar jagung baru sampai di
Nusantara bersama bangsa Portugis?
Berbeda
dengan tomat atau papaya, yang namanya kita pakai seperti nama asli dimana
tanaman tersebut berasal, jagung adalah istilah lokal Jawa. Menurut Danys
Lombard, kata jagung berasal dari kata Jawi dan Agung. Jawi adalah juwawut,
yaitu sejenis rumput yang menghasilkan sereal mirip padi yang biasanya dipakai
untuk pakan perkutut. Sedangkan agung berarti besar. Jadi jagung adalah juwawut
besar. Dari istilah ini kita bisa menduga bahwa juwawut sudah lebih dulu ada di
Jawa, baru kemudian jagung datang ke Jawa. Tapi kapan jagung datang ke Jawa?
Pertama-tama
harus dipertanyakan apakah benar bahwa jagung baru menyebar ke Asia dan Afrika
paska pelayaran Columbus ke Benua Amerika. Dengan ditemukannya
pertukaran/pelayaran masyarakat Afrika dan Asia dengan Amerika Latin jauh
sebelum Columbus tersasar ke Benua Amerika, maka teori ini haruslah ditolak.
Jika pelayaran antara Asia/Afrika dengan Amerika Latin sudah terjadi jauh
sebelum Columbus tersesat di Benua Amerika, maka harus diyakini bahwa
penyebaran jagung ke Asia dan Afrika juga terjadi jauh sebelum Portugis,
Inggris, Spanyol dan Belanda menjelajahi Afrika dan Asia. Nama jagung sendiri
menyatakan hal tersebut.
Bukti
lain bahwa jagung sudah ada di Nusantara sebelum bangsa-bangsa Eropa sampai ke
Nusantara adalah banyaknya jenis jagung lokal di berbagai pulau
(http://batamku.info/keragaman-genetik-jagung-indonesia-tertinggi-di-asia ).
Sebagai contoh saja, di Madura kita kenal jagung unyil (kecil, tahan panas,
tahan kering, tahan angin dan rasanya enak untuk dimakan). Di Tanah Toraja kita
kenal jagung pondan. Di Jawa kita kenal jagung putih. Bukti ketiga adalah
banyak suku di Nusantara yang makanan pokoknya adalah jagung, khususnya di NTT.
Di Jawa sendiri, jagung pernah berdampingan dengan beras sebagai makanan pokok.
3. Singkong
Singkong
atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang
dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong
menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian
utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus datang ke Benua
Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman
singkong pun dilanjutkan oleh colonial Portugis dan Spanyol. Di Indonesia,
singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16.
Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar
tahun 1810.
4. Kacang
Kedelai
Kedelai
merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine
ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita
kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo
(Cina Utara). Kedelai
(kadang-kadang ditambah “kacang” di depan namanya) adalah salah satu tanaman
polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur
seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun
yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan
ke Nusantara
oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara
kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Penghasil kedelai
utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru
dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Di
Indonesia dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk
hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo
menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di
Amerika dan Afrika. Kacang kedelai telah
diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh
negara-negara Asia secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar
tahun 1500 AD. Pada awal abad ke 18, kacang kedelai telah
ditanam secara komersial di Amerika Serikat.
5. Kacang
Tanah
Kacang tanah,
kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole,
kacang banggala (bahasa latin:Arachis hypogaea L., bahasa
Inggris: peanut, groundnut) merupakan tanaman polong-polongan
atau legum dari
famili Fabaceae,
kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan sejenis
tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½
kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Tanaman
ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazil, namun saat ini telah
menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropics. Masuknya kacang
tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh
pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya
dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang
Tanah dari Mesir. Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil
kacang tanah terbesar dunia.
Penduduk
Nusantara mengenal kacang tanah sejak abad ke-17 ketika pedagang China
membawanya sebagai komoditas dagang. Lama-kelamaan muncul teknik budi daya yang
baik sehingga kacang tanah memegang peranan penting dan mendatangkan keuntungan
melimpah.
Orang
Jawa yang bekerja sebagai buruh harian di perkebunan milik orang China dibayar
dengan upah 3 stuivers untuk 5 gantang kacang tanah (1 gantang lebih dari 3
kilogram). Hasil panen yang diolah menjadi minyak biasa diekspor ke pedalaman
Jawa, dikonsumsi di Batavia, dan menyuplai kebutuhan perang. Pada tahun 1778
terdapat 51 penggilingan minyak di Batavia yang mampu mempekerjakan 600 buruh.
Tiap penggilingan memproduksi 27.000 kannen atau guci tiap tahun. Budi daya
kacang tanah di Indonesia terbilang berhasil. Sebanyak 70% kacang ditanam pada
tegalan. Sisanya di lahan tidur bekas sawah dan tanah lempung. Kondisi itulah
yang pada akhirnya menolong Batavia mengatasi kekurangan minyak pada abad
ke-18. (Media Indonesia, Kacang Tanah, Kamis 9 Juli 2009).
6. Kacang
Hijau
Potensi untuk Kacang hijau di Indonesia menempati
urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legume, setelah kedelai dan
kacang tanah. Untuk kecambah kacang hijau atau Tauge mengandung antioksidan
yang dapat membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker
dan sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan.
karena bersifat alkalis (basa). Selain itu kandungan vitamin E-nya dapat
membantu meningkatkan kesuburan. kacang hijau termasuk Kingdom: Plantae
(Tumbuhan), Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Kelas: Rosidae, Ordo:
Fabales, Famili:Fabaceae atau Leguminoseae (suku polong-polongan), Genus:
Phaseolus , dan spesies: Phaseolus radiatus L. Kacang hijau
dikenal dengan nama berbeda di beberapa negara, yaitu Mungbean, greengran,
moong, Oregon pea, Chickasaw, Chiroko. Di Indonesia terjadi penurunan volume
impor kacang hijau juga terjadi selama tahun 2011, yakni dari 996 ton pada
tahun 2010 menjadi 355 ton pada tahun 2011.
Dimana manfaat kacang hijau yang mengandung asam folat ini juga dapat
menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung, bibir sumbing, dan
berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat meningkatkan
kecerdasan bayi. Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan Jantung. Kandungan
lemak tak jenuh dalam kacang hijau aman untuk di konsumsi dan bermanfaat bagi
kesehatan jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh, bagi Anda yang
memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi
kacang hijau. Pulau Jawa adalah penghasil utama
kacang hijau di Indonesia, karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi
kacang hijau nasional. Sentra daerah produksi kacang hijau adalah NAD, Sumatera
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan
NTT. Total kontribusi daerah 90 % terhadap produksi kacang hijau nasional dan
70 % berasal dari lahan sawah. Potensi lahan kering daerah tersebut yang sesuai
ditanami kacag hijau sangat luas. Tantangan pengembangan agroindustri kacang
hijau di lahan kering adalah peningkatan produktivitas dan mempertahankan
kualitas ;lahan untuk berproduksi lebih lanjut. Lahan kering di Sumatera
umumnya tergolong masam dan miskin hara. Lahan kering di Jawa, Sulawesi dan
Nusatenggara masalah utamanya adalah kekeringan dan miskin hara. Pengembangan
agroindustri kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam kesiapan teknologi dalam Pengembangan kacang hijau di lahan
kering. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan
petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang
kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat
pengembangan kacang hijau di lahan kering. (Berbagai sumber media terkait, litbang, data diolah F. Hero K. Purba).
7. Sagu
Sagu
(Metroxylon sp.) di duga berasal dari Maluku dan Irian. Hingga saat ini
belum ada data yang mengungkapkan sejak kapan awal mula sagu ini dikenal. Di
wilayah Indonesia bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan
pokok oleh sebagian penduduknya terutama di Maluku dan Irian Jaya. Teknologi
eksploitasi, budidaya dan pengolahan tanaman sagu yang paling maju saat ini
adalah di Malaysia.
Tanaman
Sagu dikenal dengan nama Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu,
rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia atau napia di
Ambon; tumba di Gorontalo; Pogalu atau tabaro di Toraja; rambiam
atau rabi di kepulauan Aru.Tanaman sagu masuk dalam Ordo Spadicflorae,
Famili Palmae. Di kawasan Indo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae
yang zat tepungnya telah dimanfaatkan, yaituMetroxylon, Arenga, Corypha,
Euqeissona, dan Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon
dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi.
Sagu
dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu : yang
berbunga atau berbuah dua kali (Pleonanthic) dan berbunga atau berbuah sekali
(Hapaxanthic) yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan
karbohidratnya lebih banyak. Golongan ini terdiri dari 5 varietas penting yaitu
:
a. Metroxylon sagus,Rottbol atau sagu molat
b. Metroxylon rumphii, Martius atau sagu Tuni.
c. Metroxylon rumphii, Martius varietas Sylvestre Martius atau
sagu ihur
d. Metroxylon rumphii,Martius varietas Longispinum Martius atau
sagu Makanaru
e. Metroxylon rumphii,Martius varietas Microcanthum Martius atau
sagu Rotan
Dari kelima varietas tersebut, yang memiliki arti
ekonomis penting adalah Ihur, Tuni, dan Molat.
Sagu mempunyai
peranan sosial, ekonomi dan budaya yang cukup penting di Propinsi Papua karena
merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat terutama yang bermukim di daerah
pesisir. Pertanaman sagu di Papua cukup luas, namun luas areal yang pasti belum
diketahui. Berdasarkan data penelitian dan pengambangan pertanian dapat
diperkirakan luas hutan sagu di Papua mencapai 980.000 ha dan kebun sagu 14.000
ha, yang tersebar pada beberapa daerah, yaitu Salawati, Teminabuan, Bintuni,
Mimika, Merauke, Wasior, Serui, Waropen, Membramo, Sarmi dan Sentani.
Sentra
penanaman sagu di dunia adalah Indonesia dan Papua Nugini, yang diperkirakan
luasan budi daya penanamannya mencapai luas 114.000 ha dan 20.000 ha. Sedangkan
luas penanaman sagu sebagai tanaman liar di Indonesia adalah Irian Jaya,
Maluku, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
F. SUMBER
1. Ahmad, Rofiq. 1998. Perkebunan; Dari NES Ke
PIR. Jakarta: Puspa Swara. Cetakan Pertama.
2. Departemen Pertanian RI. 1989. Industri
Perkebunan Besar di Indonesia. Jakarta: Deptan-PT. Alogo Sejahtera.
3. http://asgar.or.id/pertanian-dan-perkebunan/mudahnya-menanam-kacang-hijau-dan-peluangnya-yang-bagus/
4. http://bumipertiwiextrem.blogspot.com/2011/06/budidaya-tanaman-sagu.html
6. Maryoto, Andreas. 2009. Jejak Pangan:
Sejarah, Silang Budaya, dan Masa Depan. Jakarta :Penerbit Buku Kompas
7. Padmo, Soegijanto. 2004. ‘Perusahaan
Tanaman Karet di Sumatera Timur’ dalam Bunga Rampai Sejarah Sosial-Ekonomi
Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media-Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Edisi Pertama.
-







apakah prospek budidaya tanaman hortikultura saat ini bagus??
BalasHapusbabi
HapusNaice
BalasHapusAnjing
BalasHapus